Email
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Print

5 Implementasi Blockchain di Sektor Pendidikan

Adakah implementasi blockchain di sektor pendidikan? Belakangan ini, teknologi blockchain memang makin sering dibicarakan. Teknologi ini disebut-sebut akan menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi di berbagai sektor kehidupan, termasuk sektor pendidikan.

Meski begitu, pembicaraan mengenai implementasi blockchain hingga saat ini masih didominasi oleh transaksi aset kripto seperti cryptocurrency atau NFT (non-fungible token). Padahal, inovasi teknologi ini pun sebenarnya juga bisa diimplementasikan pada sektor pendidikan. Artikel kali ini akan membahas tentang seperti apa implementasi blockchain di sektor pendidikan. Mari simak bersama!

Implementasi blockchain di sektor pendidikan

Tidak berlebihan rasanya jika menganggap bahwa teknologi blockchain bisa memberikan solusi atas permasalahan dari berbagai sektor kehidupan. Pasalnya, blockchain menawarkan tingkat keamanan tinggi, efisiensi (baik dari segi biaya, waktu, dan tenaga), hingga transparansi tinggi. Bahkan bisa dibilang, belum ada teknologi yang setara dengan blockchain dalam ketiga aspek tersebut.

Blockchain pun dapat diimplementasikan pada sektor pendidikan. Terutama pada prosedur yang menuntut kerahasiaan serta transparansi tinggi. Berikut beberapa contohnya.

1. Rekam jejak mahasiswa

Umumnya, rekam jejak mahasiswa seperti prestasi akademik, nilai tiap semester, hingga data absensi disimpan oleh institusi pendidikan tempat mereka menuntut ilmu. Hal ini memang menjamin keamanan data, tapi di sisi lain bisa menyusahkan mahasiswa.

Tiap memerlukan data yang berhubungan dengan aktivitas akademik, mau tak mau mahasiswa harus menghubungi kampus. Sering kali, prosedur ini memakan banyak waktu dan tenaga sehingga tidak efisien. Namun, dengan implementasi blockchain, mahasiswa bisa mengakses rekam jejaknya sendiri secara langsung.

Di sisi lain, pihak kampus juga tidak perlu khawatir dengan masalah keamanan. Sebab, rekam jejak yang tersimpan dalam blockchain tidak akan bisa diubah. Alhasil, reputasi universitas akan selalu terjaga karena dapat mengontrol dokumen kredensial agar tidak dipalsukan dan disalahgunakan. Karena hal ini, mahasiswa sebagai penerima blockchain credentials pun bisa mendapat pengakuan dan kesempatan yang lebih besar (talent visibility).

Di sisi lain, penerapan sistem blockchain di lingkup universitas juga mampu membantu meningkatkan engagement dengan para alumni. Misalnya, apabila ada pembaruan sertifikat atau penawaran lain, sistem akan langsung mengeluarkan reminder sehingga para alumni tidak akan ketinggalan informasi terkini seputar almamater mereka.

2. Menerbitkan sertifikat

Contoh implementasi blockchain lainnya adalah prosedur penerbitan sertifikat. Tiap institusi pendidikan pasti perlu menerbitkan sertifikat. Salah satu contoh yang umum ditemukan adalah penerbitan sertifikat kemampuan bahasa Inggris dari pusat bahasa milik universitas.

Sertifikat cetak sangat umum digunakan, namun juga sangat berisiko, entah itu hilang atau rentan disalahgunakan (pemalsuan dokumen atau manipulasi kredensial). Implementasi blockchain akan mereduksi risiko tersebut. Sebab, sertifikat yang didukung blockchain tidak bisa diubah. Ketika sertifikat akan digunakan juga harus diverifikasi terlebih dulu sehingga keasliannya terjamin.

3. Pembelajaran online menggunakan metaverse 

Kebanyakan blockchain yang ada saat ini juga sudah dibekali dengan kapabilitas smart contract. Itu artinya, tenaga pendidik bisa merancang jadwal belajar yang kemudian diprogram ke dalam blockchain. Dengan smart contract, rancangan jadwal tersebut dapat dieksekusi secara otomatis ketika kondisi tertentu terpenuhi.

Misalnya, seorang dosen mengatur tugas kelompok tiap dua minggu sekali. Dengan smart contract, pemberian tugas akan dilakukan secara otomatis, begitu juga dengan verifikasi pengumpulan tugas.

4. Mencetak jurnal-jurnal ilmiah

Penerbitan jurnal ilmiah bukanlah hal remeh. Justru sebaliknya, proses yang harus dilalui oleh peneliti agar hasil penelitiannya dapat diterbitkan, perlu tahapan panjang. Salah satu alasan mengapa penerbitan jurnal ilmiah perlu proses panjang adalah untuk melindungi hak cipta peneliti dan meminimalisir adanya plagiarisme.

Implementasi blockchain akan menyederhanakan proses penerbitan jurnal ilmiah. Sebab, teknologi blockchain memiliki tingkat keamanan tinggi yang dapat memastikan hak cipta peneliti, sejak dari tahap awal perizinan, approval oleh ethical committee, hingga penerbitan.

5. Penghematan biaya

Contoh implementasi blockchain dalam sektor pendidikan yang terakhir adalah penghematan biaya. Ada banyak sekali prosedur di dalam institusi pendidikan yang sangat memakan biaya, waktu, dan tenaga. Alhasil, kampus memerlukan biaya operasional yang besar.

Padahal jika diamati lebih jauh, seluruh proses dari tahap penerimaan mahasiswa hingga lulus dapat disederhanakan dengan melakukan otomatisasi. Blockchain dengan dukungan smart contract memungkinkan institusi pendidikan mengotomatisasi beberapa prosedur. Misalnya, otomatisasi pemberian materi kuliah digital setelah mahasiswa melakukan pembayaran SPP. Jadi, biaya operasional pun lebih hemat.

Dengan mengimplementasikan blockchain, institusi pendidikan dapat bekerja dengan lebih efisien. Prosedur yang selama ini begitu rumit dan makan waktu, kini bisa disederhanakan. Tertarik untuk mulai melakukan implementasi blockchain pada institusi Anda? Melalui Credential Management Platform dari Knowledge Catalyst, Anda dapat membangun sistem penerbitan sertifikat kredensial maupun dokumen pendidikan lainya dengan aman.

Pemanfaatan blockchain bahkan akan menjaga reputasi  institusi yang Anda kelola karena integritas serta keaslian dokumen telah terjamin. Informasi selengkapnya mengenai implementasi blockchain dengan Knowledge Catalyst, silakan klik di sini.

Penulis
Picture of Regina Kanani

Regina Kanani

creative-commons-logo

Knownledge Catalyst mendukung arus bebas informasi

Artikel kami dapat ditayangkan ulang secara gratis dengan lisensi Creative Commons

Recommendation Article